SeBuah cerita heroik,yang memotivasi ku menjadi seorang mujahidah yang berada di garis terdepan dalam reVolusi perjuangan ini.....KHAULAH AL AZWAR

Saat itu, pasukan kaum Muslimin yang dipimpin
Khalid bin Walid berperang melawan pasukan Romawi yang berada di bawah
pimpinan Hercules. Dengan sifat kesatria dan keberanian yang
dimilikinya, Khaulah pun ikut berperang dari front belakang dengan
tujuan untuk membebaskan saudara lelakinya, Dharar, dari tahanan.

Diriwayatkan
bahwa Dharar bin al-Azwar telah ditahan oleh pasukan musuh di wilayah
Ajnadin, maka Khalid bin Walid pun pergi bersama sekelompok pasukannya
untuk menyelamatkan Dharar.

Di tengah perjalanan, Khalid bertemu
dengan seorang anggota pasukan berkuda yang membawa tombak. Tidak ada
yang terlihat dari anggota tubuhnya kecuali matanya saja. Dia berkuda
dengan cepat seorang diri tanpa memedulikan apa yang terjadi di
belakangnya.

Ketika Khalid melihat anggota pasukan tersebut, dia
berkata, ”Sungguh hebat, siapa anggota pasukan berkuda itu? Demi Allah,
sungguh dia adalah seorang anggota pasukan berkuda”. Khalid dan anggota
pasukannya terus membuntuti orang tersebut hingga sampai batas
pertahanan pasukan Romawi. Sesampainya di sana, sosok berkuda nan
misterius langsung menyerang mereka dan berusaha menerobos barisan
mereka. Dia berteriak hingga teriakannya itu memporak-porandakan pawai
yang sedang mereka gelar. Hanya dalam satu kali putaran, dia sudah
keluar dalam keadaan tombaknya sudah berlumuran darah. Dia telah
berhasil membunuh dan merobohkan sejumlah pasukan.

Setelah itu,
dia pun kembali mempertaruhkan nyawanya dengan menerobos kembali
barisan pasukan lawan seorang diri. Dia telah membuat kaum Muslimin
cemas dan penasaran untuk mengetahui siapa dirinya. Kebanyakan
menyangka dia adalah Khalid. Oleh karena itum ketika Khalid datang,
Rafi’ bin ’Umairah pun berkata, ”Siapa anggota pasukan berkuda yang
maju di hadapanmu itu?, ”Sungguh , aku tidak lebih tau dari pada
kalian, bahkan lebih heran terhadap perilaku dan sikapnya itu.”
Ketika
pasukan Muslimin sedang berbincang-bincang, tiba-tiba anggota pasukan
berkuda itu datang, Dia bak sang bintang yang bersinar. Kudanya
berjalan mengikuti jejaknya. Ketika ada yang berusaha mendekatinya, dia
pun berusaha menghindar darinya, lalu ia menempelkan tombaknya ke dada
orang yang ingin mendekatinya. Hal itu terus dilakukan hingga dia
sampai di barisan kaum Muslimin.

Kaum Muslimin pun langsung
mengelilinginya. Mereka meminta kepadanya untuk memberitahukan namanya
dan membuka penutup kepalanya, tetapi orang itu tak mau menjawabnya.
Setelah Khalid mengulangi permintaannya berkali-kali, akhirnya orang
itu mau menjawab perkataan Khalid menkipun ia menjawabnya dalam keadaan
masih memakai penutup kepala.

Dia berkata, :Wahai pimpinan kami,
sesungguhnya alasan mengapa aku tidak mau memperlihatkan diriku
kepadamu adalah karena aku malu kepadamu, karena kamu adalah seorang
pimpinan yang agung, sementara aku hanyalah seorang wanita lemah yang
harus tertutup. Sesungguhnya aku melakukan hal ini karena hatiku
terbakar dan merasa sakit hati.”
Khalid berkata, ”Lalu siapa engkau
sebenarnya?” Orang itu menjawab ”Aku adalah Khaulah binti al-Azwar.
Tadinya aku sedang bersama wanita-wanita dari kaumku, tetapi tiba-tiba
seorang datang memberitahuku bahwa saudara lelakiku telah ditahan oleh
pasukan musuh. Maka, aku pun segera menaiki kuda, lalu melakukan apa
yang telah engkau lihat.”

Mendengar itu, Khalid dan para
tentaranya berteriak heroik, lalu mereka pun melakukan penyerangan.
Khaulah juga ikut melakukan penyerangan bersama mereka. Ia pun terus
ikut berjihad hingga saudara laki-lakinya dapat diselamatkan.
***
Itulah
sosok wanita yang penuh dengan sikap kesatria namun tawadhu’. Di saat
kaum wanita ”menggantungkan” sikap pemberani kepada kaum pria, Khaulah
pun memecahkannya. Bahkan dengan model ”Single Fighter”, Khaulah pun
memorak-porandakan pasukan Romawi.
***
Dalam peperangan lain di
wilayah Shahura, Khaulah ditahan oleh pasukan musuh bersama para wanita
lainnya. Dia telah berhasil membangkitkan semangat juang para wanita
itu dan mengobarkan api yang panas dalam hati mereka, meskipun pada
saat itu mereka sama sekali tidak memiliki satu senjata.

Dia
berkata, ”Ambillah tiang-tiang tenda dan tali-talinya, lau marilah kita
serang orang-orang yang tercela itu. Semoga Allah swt akan menolong
kita dalam menghadapi mereka”. Afra’binti Affar brkata, ”Demi Allah,
ajakanmu itu bukanlah sesuatu yang biasa kami lakukan.”

Maka
setiap wanita pun mengambil satu tiang tenda, lau mereka berteriak satu
kali. Khaulah juga mengangkat satu tiang di atas pundaknya sendiri,
lalu wanita-wanita lainnya pun mengikuti dari belakang. Khaulah berkata
kepada mereka, ”Sebagian di antara kalian hendaklah tidak terpisah
dengan yang lain. Jadilah kalian seperti satu lingkaran dan janganlah
terpisah-pisah. Dengan cara seperti itu, kalian akan dapat mematahkan
tombak-tombak lawan dan memecahkan pedang-pedang mereka.”

Khaulah
pun mulai menyerang, demikian juga wanita-wanita yang lainnya. Mereka
berperang layaknya orang-orang yang tidak takut mati, hingga akhirnya
mereka pun menyelamatkan diri mereka dari cengkeraman tanga-tangan
pasukan Romawi. Ketika berhasil keluar, Khaulah berkata,

”Kami adalah wanita-wanita seperti bayangan keledai
Kami telah menghantam pasukan lawan. Dan tidak ada seorang pun yang mengingkari hal itu
Karena ketika berada dalam peperangan, kami adalah seperti api yang menyala-nyala
Pada hari ini, kalian akan merasakan siksaan yang terbesar.”