ZONA ReVoLuSi ISLAM

Beyond The InspiRation..Menjadi Sumber InsPrasi.. Keep Fight for WhiTe revoLution until Islam doMinate the woRld..


***
[Nasihat Seorang Guru]


Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu, Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel ditubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah Saw. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah swt.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Beliau memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab Ra. juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak. Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih "tragis"
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani... justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke manapun mereka pergi. Akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga "hasrat untuk mengeluh" tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya "ditinggalkan" hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman.

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, "ya Allah, berilah dia petunjuk...sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang..."

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta. Mengajak kita untuk terus berlari.[]
FahruRozi

Inilah Abad KeEmasan sesungguhnya yang berlangsung selama Ratusan tahun yang ditutupi oleh Barat.Zaman Kegemilangan Islam. Zaman Penemuan yang sangat berpengaruh terhadap dunia Modern saat ini


Kesehatan dalam Islam


Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui pandangan dari peradaban manapun. Islam telah menyandingkan kesehatan dengan keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah nikmat keimanan, tak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat.” (HR Hakim).

Rasulullah saw. juga bersabda yang artinya, “Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan disukai Allah daripada Mukmin yang lemah.” (HR Muslim).

Dalam Islam, kesehatan juga dipandang sebagai kebutuhan pokok publik, Muslim maupun non-Muslim. Karena itu, Islam telah meletakkan dinding yang tebal antara kesehatan dan kapitalisasi serta eksploitasi kesehatan. Dalam Islam, negara (Khilafah) bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan semua warga negara. Rasulullah saw. bersabda, “Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia laksana penggembala. Hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Tugas ini tidak boleh dilalaikan negara sedikitpun karena akan mengakibatkan kemadaratan, yang tentu diharamkan dalam Islam.


Rasulullah saw.: Peletak Fondasi Yang Kokoh

Pandangan Islam yang tinggi terhadap kesehatan itu sesungguhnya bagian integral dari totalitas sistem kehidupan Islam. Sistem ini didesain Allah SWT secara unik untuk diterapkan pada institusi politik yang Dia desain secara unik pula, yakni Khilafah.

Rasulullah saw. telah membangun fondasi yang kokoh bagi perterwujudan upaya preventif-promotif dan kuratif. Ini terjadi saat syariah Islam turun secara sempurna dan diterapkan secara sempurna pula. Upaya preventif seperti mewujudkan pola emosi yang sehat, pola makan yang sehat, pola aktivitas yang sehat, kebersihan, lingkungan yang sehat, perilaku seks yang sehat serta epidemi yang terkarantina dan tercegah dengan baik tak lain adalah buah manis yang niscaya dapat dinikmati saat syariah Islam diterapkan secara kaffah.

Keberhasilan Rasulullah saw. melakukan upaya preventif-promotif direfleksikan oleh sebuah peristiwa yang terukir indah dalam catatan sejarah, yaitu saat dokter yang dikirim Kaisar Romawi selama setahun berpraktik di Madinah kesulitan menemukan orang yang sakit.


Kesehatan Gratis untuk Semua

Upaya kuratif direalisasikan di atas prinsip-prinsip etik kedokteran yang tinggi. Ini menjadi faktor penting agar setiap pasien memperoleh pelayanan penuh, rasa aman, nyaman, dipelihara jiwa dan kehormatannya sebagai sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah SWT. Di antara prinsip etik kedokteran tersebut adalah larangan menggunakan metode pengobatan yang membahayakan akidah, martabat, jiwa dan fisik pasien; izin praktik hanya diberikan kepada dokter yang memiliki kompetensi keilmuan kedokteran dan berakhlak mulia; obat dan bahan obat hanyalah yang halal dan baik saja; larangan menggunakan lambang-lambang yang mengandung unsur kemusyrikan dan kekufuran.

Layanan kesehatan berkualitas dijamin ketersediaannya. Semunya digratiskan oleh negara bagi seluruh warga negara yang membutuhkannya, tanpa membedakan ras, warna kulit, status sosial dan agama, dengan pembiayaan bersumber dari Baitul Mal. Hal ini terlihat dari apa yang dilakukan Rasulullah saw. kepada delapan orang dari Urainah yang menderita gangguan limpa. Saat itu mereka datang ke Madinah untuk menyatakan keislamannya. Mereka dirawat di kawasan pengembalaan ternak kepunyaan Baitul Mal, di Dzil Jildr arah Quba’. Selama dirawat mereka diberi susu dari peternakan milik Baitul Mal. Demikian pula yang terlihat dari tindakan Khalifah Umar bin al-Khaththab. Beliau mengalokasikan anggaran dari Baitul Mal untuk mengatasi wabah penyakit Lepra di Syam.

Banyak institusi layanan kesehatan yang didirikan selama masa Kekhilafan Islam agar kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan gratis terpenuhi. Di antaranya adalah rumah sakit di Kairo yang didirikan pada tahun 1248 M oleh Khalifah al-Mansyur, dengan kapasitas 8000 tempat tidur, dilengkapi dengan masjid untuk pasien dan chapel untuk pasien Kristen. Rumah sakit dilengkapi dengan musik terapi untuk pasien yang menderita gangguan jiwa. Setiap hari melayani 4000 pasien. Layanan diberikan tanpa membedakan ras, warna kulit dan agama pasien; tampa batas waktu sampai pasien benar-benar sembuh. Selain memperoleh perawatan, obat dan makanan gratis tetapi berkualitas, para pasien juga diberi pakaian dan uang saku yang cukup selama perawatan. Hal ini berlangsung selama 7 abad. Sekarang rumah sakit ini digunakan untuk opthalmology dan diberi nama Rumah Sakit Qolawun.

Kualitas layanan kesehatan yang persis sama juga diberikan oleh Rumah Sakit an-Nur yang didirikan pada masa Khalifah Bani Umayyah, al-Walid, tahun 706 M, di Damaskus. Rumah sakit ini menjalankan fungsinya selama 8 abad dan masih ditemukan sisa kejayaannya saat ini. Lembaga pendidikan kedokterannya berkualitas terbaik.


Pada masa Nizhamul Muluk, di Kota Ray didirikan rumah sakit bersalin terbesar untuk seluruh Persia, selain didirikan sekolah tinggi ilmu kebidanan. Para bidan desa mendapat pembinaan 2 hari dalam sepekan oleh dokter-dokter ahli kandungan. Dokter ahli kandungan yang terkenal antara lain Az-Zahrawi, Abu Raihan Albairuni (374 H) dan Bahrum Tajul Amin (380 H). Kedua sarana ini dibangun atas perintah Khalifah Harun al-Rasyid kepada al-Masawaih, dokter yang menjabat menteri kesehatan.

Negara tidak luput melaksanakan tanggung jawabnya kepada orang-orang yang mempunyai kondisi sosial khusus, seperti yang tinggal di tempat-tempat yang belum mempunyai rumah sakit, para tahanan, orang cacat dan para musafir. Untuk itu negara mendirikan rumah sakit keliling tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Ini seperti pada masa Sultan Mahmud (511-525 H). Rumah sakit keliling ini dilengkapi dengan alat-alat terapi kedokteran, dengan sejumlah dokter. Rumah sakit ini menelusuri pelosok-pelosok negara.


Gratis dan Berkualitas


Tingginya kualitas layanan kesehatan gratis yang disediakan negara terlihat dari standar layanan yang diterapkan rumah sakit pemerintah. Tenaga medis yang diterima bertugas di rumah sakit, misalnya, hanyalah yang lulus pendidikan kedokteran dan mampu bekerja penuh untuk dua fungsi rumah sakit: menyehatkan pasien berdasarkan tindakan kedokteran yang terbaharui (teruji); memberikan pendidikan kedokteran bagi calon dokter untuk menjadi para dokter yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengobatan pasien. Hal ini terlihat dari tes yang dilakukan Adhud ad-Dawla terhadap seratus orang dokter calon tenaga medis di Al-‘Adhudi Bimaristan (rumah sakit). Yang lulus akhirnya 24 dokter saja.

Lokasi rumah sakit harus yang terbaik untuk kesehatan, seperti di atas bukit, atau di pinggir sungai. Bimaristan al-‘Adhudi (rumah sakit umum), misalnya, didirikan Adhud ad-Dawla pada tahun 371H/981 M, di pinggir Sungai. Air sungai mengalir melalui halaman gedung rumah sakit yang dikelilingi tembok dan ruangan-ruangan yang luas dan kembali ke mengalir ke Tigris. Lokasi ini dipilih Khalifah Harun ar-Rasyid berdasarkan arahan ahli kedokteran ar-Razi.

Rumah Sakit Marakesh (Ibukota Maroko), didirikan pada masa al-Mansyur Ya’qub Ibn-Yusuf, tahun 1190 M, merupakan rumah sakit yang cantik sekali, dengan tata taman yang sangat indah, dilengkapi aneka pohon buah-buahan, aneka bunga-bungaan, tiga telaga buatan dengan air yang mengalir ke semua terowongan.

Bangunan rumah sakit pasien wanita terpisah dari bangunan rumah sakit pasien pria. Masing-masing bangunan mempunyai ruangan-ruangan yang luas untuk pasien. Dokter perempuan bekerja di bagian rumah sakit pasien perempuan. Dokter pria bekerja di bagian rumah sakit pasien pria.

Ada ruangan perawatan khusus untuk anak-anak dan bayi, ruangan untuk pemeriksaan kandungan dan melahirkan. Ruangan juga dibagi berdasarkan jenis penyakit, seperti penyakit dalam, trauma dan fraktur dan penyakit menular. Pada masing-masing bagian bertugas seorang atau lebih dokter dan masing-masing tim dokter ini diketuai seorang dokter kepala. Semua dokter di rumah sakit dikepalai seorang dokter yang disebut “Al-Saur”. Para dokter ini ditugaskan secara bergiliran, pagi dan malam hari, agar mempunyai waktu istirahat yang cukup.

Semua ruangan dilengkapi dengan peralatan kedokteran dan peralatan yang dibutuhkan dokter. Rumah sakit juga dilengkapi perpustakaan yang menyediakan buku-buku kedokteran, seperti farmakologi, anatomi, fisiologi, hukum kedokteran dan berbagai ilmu lain yang terkait dengan kedokteran. Contoh rumah perpustakaan terbesar adalah perpustakaan Rumah Sakit Ibnu Tulun di Kairo, yang mengkoleksi 100.000 buku. Rumah sakit itu dilengkapi pula dengan laboratorium dan apotik yang memberikan obat berdasarkan resep dokter. Terdapat pula dapur dan berbagai ruangan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan yang optimal. Sejumlah karyawan rumah sakit bekerja sebagai pekerja kesehatan, asisten atau dresser, servents, cleaning cervice, pembantu pasien.

Masing-masing pasien memiliki kartu rekam medik, yang berisi catatan observasi dokter, tindakan yang dilakukan dokter. Jika dokter mengalami masalah, seperti untuk penegakkan diagnosis, dia harus berkonsultasi dengan kepala bagian atau dokter kepala. Para dokter mengadakan pertemuan sesering mungkin untuk mendiskusi kasus-kasus yang dihadapi. Tidak diragukan lagi, forum ini seperti mini konfrensi ilmiah kedokteran yang dilakukan saat ini.

Sebagai rumah sakit yang berfungsi pula sebagai tempat pendidikan kedokteran, di rumah sakit-rumah sakit terdapat sejumlah dokter spesialis dan profesor yang biasa di pagi hari memeriksa kasus, bersama dengan para mahasiswa kedokteran tingkat awal. Para dokter spesialis dan profesor ini mengajar para mahasiswa, melakukan pencatatan dan membuat resep, ketika telah terbiasa mengobservasi dan belajar. Kemudian profesor tersebut biasanya menuju aula besar, di sekelilinginya duduk para mahasiswa kedokteran, ia membacakan isi buku kedokteran dan menjelaskannya, serta menjawab pertanyaan para mahasiswa. Biasanya dilakukan tes di akhir perkualiahan. Mahasiswa diberi izin untuk bekerja pada bagian spesialis mereka. Hal ini, selain bagian dari proses pendidikan, juga pencegah para mahasiswa menjadikan pasien sebagai kelinci percobaan.

Kembali pada fungsi rumah sakit sebagai tempat layanan kesehatan, kontrol terhadap mutu pelayanan dilakukan secara ketat. Tim ahli yang diangkat Khalifah yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan layanan rumah sakit. Tim ini mengevaluasi, antara lain, isi catatan rekam medik pasien, pelayanan yang diperoleh pasien, makanan yang diberikan kepada pasien, apakah para dokter melaksanakan tugasnya secara sempurna. Dengan begitu rumah sakit selalu dalam kompetensi yang tinggi secara teknis, scientifically dan administratively.

Demikianlah sebagian permata indah yang tersimpan dalam catatan sejarah peradaban emas Khilafah di bidang kesehatan, yang tak tertandingi oleh peradapan manapun. Sungguh, dunia sangat merindukan kembali hadirnya keindahan permata itu di tengah-tengah kehidupan yang nyata. Allahu a’lam. []


Daftar Rujukan

Al-Maliki. Politik Ekonomi Islam. Al-Izzah. Bogor. 2008?

Deuraseh, N. The Book of Medicine (Kitab ath-Thibb) of Sahihal-Bukhari Prevention of Illness and Preservation of Health Perspectives. Part Two.Journal of the Bahrain Medical Society. Vol 20. No 2. April 2008.

Rini, Susrini, R., Waraharini, P. Sehat Seutuhnya Untuk Semua. ForMi-t. Jakarta. 2008.

Al-Ghazal, S. Medical Ethics in Islamic History at a Glance. JISHIM, 3. 2004.

Yamani, J. K. Kedokteran Islam dari Masa ke Masa. Dzikra. Bandung. 2002….

Al Badri, A. A. Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam. GIP. 1990

Al-Ghazali, Sharif Kaf. “The Origin of Bimaristans (hospitals) in Islamic Medical History,”http://www.islamicmedicine.or/bimaristan.htm.

Ragheb, E. “Hospital in Islamic Civilization,” http://en.islamstory.com/hospital-in-islamic-civilization.html.

Al-Faruqi, I dan Al-Faruqi, L. Atlas Budaya: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang. Mizan. Bandung. 1998.

Ibn Abi Usaibi’ah, Uyun al-Anba, PP. 415 dalam Al-Ghazali, Sharif Kaf. “The Origin of bimaristans (hospitals) in Islamic medical history,” http://www.islamicmedicine.or/bimaristan.htm.

AL-WA'IE edisi JUNI 2011



Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun warisan muslim yang terlupakan. Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman Renaisance langsung kepada Yunani, ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.

Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani mengharapkan pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan terbentang seluas daratan China.

Inilah penemuan muslim yang luar biasa:


1. Operasi Bedah


Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.


2. Kopi


Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajar yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.


3. Mesin Terbang


Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.

4. Universitas

Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.


5. Aljabar


Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 Kitab al-Jabr Wal-Mugabala, yang diterjemahkan ke dalam buku The Book of Reasoning and Balancing. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.


6. Optik


Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm, ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.

7. Musik


Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.

Ishaq Al-Mausili (wafat 850M), terlahir di Al-Raiy, Persia Utara. Ishaq belajar musik dari ayahnya Ibrahim Al-Mausili, dan pamannya Zalzal, serta Atika binti Shuda yang seorang musisi. Ishaq memperkenalkan solmisasi dalam bukunya Book of Notes and Rhythms dan Book of Songs yang populer di Barat. Penemuan solmisasi ini dikembangkan oleh Ibnu Al Farabi (872-950M) dalam kitab Al-Musiq Al Kabir.

8. Sikat Gigi


Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.



9. Engkol



Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini.



Subhanallah, DUNIA BERHUTANG PADA ISLAM!!



Tanya :
Ustadz, bagaimana hukumnya menjadi TKW di luar negeri?

Jawab :

TKW (Tenaga Kerja Wanita) adalah TKI (Tenaga Kerja Indonesia) perempuan warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. TKW sering disebut pahlawan devisa karena dalam setahun dapat menghasilkan devisa 60 triliun rupiah (data 2006).

Namun, berbagai masalah sering menimpa TKW baik di dalam maupun di luar negeri. Misal : pelecehan seksual, perkosaan, penganiayaan fisik (kekerasan), pembunuhan, pemotongan upah, dan pungutan liar oleh pejabat dan agen terkait.
Bahkan sepanjang tahun 2009-2010 saja, disebut-sebut hampir sekitar 4000 TKW menjadi korban penipuan, pemerasan, pelecehan seksual, kekerasan, hingga pembunuhan.

Menjadi TKW yang bekerja di luar negeri hukumnya haram
, berdasarkan 2 (dua) alasan utama : Pertama, karena TKW telah bekerja di luar negeri tanpa disertai mahram atau suaminya. Padahal syara’ telah mengharamkan seorang perempuan muslimah melakukan perjalanan (safar) sehari semalam tanpa disertai mahram atau suami, meski untuk menunaikan ibadah haji yang wajib. (Imad Hasan Abul ‘Ainain; ‘Amal Al-Mar`ah fi Mizan Al-Syari’ah Al-Islamiyah, hal.42; M. Ali al-Bar, Amal Al-Mar`ah fi Al-Mizan, hal. 29; Riyadh Muhammad Al-Musaimiri; ‘Amal Al-Mar`ah Bayna Al-Masyru’ wa Al-Mamnu’, hal. 22; Taqiyuddin an-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima’i fi Al-Islam, hal. 35).

Dalam masalah ini Imam Ibnu Qudamah menyatakan siapa saja perempuan yang tidak punya mahram dalam perjalanan haji, tidak wajib naik haji. (Al-Mughni, 5/30). Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW,”Tidak halal perempuan yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam kecuali disertai mahramnya.” (HR Bukhari no 1088; Muslim no 1339; Abu Dawud no 1723; Tirmidzi no 1170; Ibnu Majah no 2899; Ahmad no 7366).

Berdasarkan hadits ini, haram hukumnya menjadi TKW di luar negeri. Karena umumnya TKW tidak disertai mahram atau suaminya dalam perjalanannya ke luar negeri. TKW itu pun tetap dianggap musafir yang wajib disertai mahram atau suaminya, selama dia tinggal di luar negeri hingga dia kembali ke negeri asalnya (Indonesia). (Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Al-Jami’ li Ahkam Al-Shalah, 2/337).

Kedua,menjadi TKW juga haram ditinjau dari segi lain, yaitu keberadaan TKW telah menjadi perantaraan munculnya berbagai hal yang diharamkan syara’. Misalnya, terjadinya pelecehan seksual, perkosaan, kekerasan, pembunuhan, pemotongan upah, dan pungutan liar. Semua ini telah diharamkan oleh syara’ berdasarkan dalilnya masing-masing. Maka, menjadi TKW hukumnya haram berdasarkan kaidah fiqih Al-Wasilah ila al-Haram Muharramah (segala perantaraan yang mengakibatkan terjadinya keharaman, hukumnya haram). (M. Shidqi Burnu, Mausu’ah Al-Qawa’id al-Fiqhiyyah, 12/199).

Atas dasar dua alasan ini, haram hukumnya menjadi TKW yang bekerja di luar negeri. Pengiriman TKW ke luar negeri pun wajib dihentikan, sesuai kaidah fiqih Al-Dharar yuzaal (segala macam bahaya wajib dihilangkan). (Imam Suyuthi, Al-Asybah wa Al-Nazha`ir, hal. 83; M. Bakar Ismail, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyyah Bayna Al-Ashalah wa Al-Taujih, hal. 99).

Wallahu a’lam.
Yogyakarta, 25 Nopember 2010
Muhammad Shiddiq Al-Jawi




Jika kita mengisi benak kita dengan hal-hal yang baik,maka hal-hal yang baik akan datang ke dalam hidup kita. Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Prasangka baik kepada Allah bisa memunculkan optimisme yang tinggi dan merasa yakin bahwa Allah PASTI akan membantu, sesulit apapun keadaannya. Ketika praktiknya kita akan merasa lebih mudah menjalaninya

Setiap mendapat cobaan atau ujian, akan lebih baik berprasangka "Allah sayang sama saya, buktinya Allah masih mau ngasih ujian. Berarti Allah ingin meng-upgrade diri saya. Allah perhatian sama saya. Allah ingin meningkatkan derajad ketaqwaan saya dan menjadikan saya bagian dari orang orang yang Mulia.

Sahabat fillah, memberi makan pikiran kita sama pentingnya dengan memberi makan fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang kelaparan di Somalia. Yang perlu diperhatikan, apakah kita lebih banyak memberi makan untuk pikiran positif, atau justru pikiran negatif?

Masalahnya, asupan untuk pikiran negatif bergentayangan di mana-mana, seperti: Berita kriminal, gosip selebritis, pornografi, film horor, kata-kata makian, permusuhan, penyiksaan , dan hal lainnya yang membuat diri kita tidak produktif, malah justru bersifat konsumtif dan didominasi oleh hal-hal yang kurang penting. (namun berbeda jika ini menyangkut problematika umat yang memang harus dicari solusinya ya,harus dipikirkan dan seharusnya membuat kita semakin produktif ^o^)

Sementara itu, asupan gizi untuk pikiran positif adalah segala sesuatu yang membuat kita termotivasi untuk berbuat baik. Asupan positif ini bisa didapat dari bacaan seperti Al Qur'an, buku-buku motivasi, Training motivasi, atau juga melalui kajian kajian Islam, ceramah, film yang menggugah, bahkan nasehat dari sahabat.

Pikiran manakah yang lebih sering kita beri makan tiap harinya? Maka pikiran tersebutlah yang akan mendominasi diri kita. Itulah sebabnya ada orang yang tiap hari gemar tersenyum, tapi ada juga yang tiada hari tanpa merengut. Bisa ditebak, mana yang pikiran positifnya lebih "gendut", mana yang "kurus".

Sesungguhnya tiap diri kita telah Allah beri sisi positif dan negatif, tinggal pilihan kita yang menentukan; apakah sisi positif yang lebih kuat karena banyak dikasih makan, atau justru sisi negatif kita.
Kalau kita tidak menyadari hal ini, bisa-bisa kita menyalahkan Allah ketika ditimpa masalah, padahal memang fitrah tiap makhluk hidup untuk menghadapi masalah. Yang membedakan adalah pola sikapnya, ada yang tetap positif seberat apapun masalahnya, namun ada juga yang sikapnya negatif meskipun cuma menghadapi masalah sepele, seperti muncul jerawat di hidung, ataupun diklakson orang dari belakang.

Tentu saja sikap merupakan buah produksi dari pikiran. So, penting banget untuk menjaga kesehatan pikiran positifmu, dan mulai menyuruh si pikiran negatif untuk berpuasa, misalnya... Perbanyak Kegiatan2 Positif (kumpul dengan orang orang yang sholeh agar tertular ilmunya,ikut kajian keIslaman) rileksasikan pikiran ke tempat tempat yang sejuk ,tenang dan merefreshkan mata dan jiwa(sekalian tadabbur alam) ,amar ma’ruf nahi mungkar (dakwah interaksi ke umat , karena dengan bercengkrama dengan umat kita akan mampu membangun positif thingking dalam diri kita, karena terkadang keadaan kita masih jauh lebih baik dibanding mereka yang tidak bisa makan 3x sehari , hidup di kolong jembatan atau dikejar2 rentenir) , jauhi tempat yang banyak terdengar ucapan kasar, pilih-pilih bacaan dan film yang bermutu dan berbobot (Seperti kisah para sahabat atau shahabiyah), Nonton TV cukup satu jam sehari, jangan nonton yang cinta-cintaan karena bikin lupa sama hal lain.

Diri kita di masa depan merupakan hasil dari pikiran kita di masa kini. Jangan sia-siakan hidup untuk hal negatif. Allah berfirman “ Aku bergantung prasangka hamba-Ku kepadaKU,apabila ia berprasangka baik kepadaku maka kebaikan baginya, dan bila berprasangka buruk maka keburukan baginya” (HR Ahmad)

Selalulah berkhusnudzon dengan ketetapan Allah, dalam kondisi apapun. Karena Allah akan memuji hamba hambanya yang selalu mengharapkan rahmat , jalan keluar, ampunan dan pertolongan dari-Nya. Cicak yang merayap pun selalu bisa mendapatkan nyamuk yang terbang, itulah kemurahan Allah. Maka jangan pernah berputus asa dari rahmatNya.

“Ya Allah, jika nanti aku kehilangan apapun yang aku sukai, apapun yang aku sayangi, dan apapun milikMu yang Kau titipkan padaku, aku yakin Kau telah menyiapkan ganti yang lebih baik, dan rencanaMu ya Allah…adalah rencana yang terindah, skenario mengagumkan yang hanya akan terlihat indah, pada mereka yang berkhusnudzon pada setiap ketetapanMu…”

“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugrahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal shaleh yang Kau ridhai. Dengan rahmat-Mu masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.” ( An-Naml/27:19). Aamiin

Keep Positif Thingking dengan senantiasa takut kepada Allah dan mengharap rahmat dariNYa dan tidak pernah berputus asa dari RahmatNYA. HAMASAH!!!!

Wallahualam Bishawab
(dinie)


Rujukan :

Pilar Pilar Pengokoh nafsiyah islamiyah
an-nida online
http://qousa.wordpress.com/2010/12/29/allah-sesuai-prasangka-hambanya/


Bismillah...
apa ya The Invisible Hand itu? mari kita pahami artikel motivasi berikut ini.. semoga bermanfaat untuk semua ...

Cerita pertama

Ada seseorang pria tengah baya terlambat menuju ke stasiun kereta api, karena ketika ia hendak berangkat ke stasiun ia mendapati kendaraan yang ditumpanginya kehabisan bensin di tengah jalan. Dalam hatinya di cemas, gelisah , takut ketinggalan kereta bercampur jadi satu, bahkan dia hampir saja berburuk sangka kepada Tuhannya, mengapa hal ini terjadi. Bensinpun telah dia dapati dengan berjalan 2 Km dari tempat mobilnya mogok, iapun langsung mengebut menuju stasiun kereta api dikotanya, dan benar apa yang terjadi, kereta telah berangkat 1 menit setelah pria itu sampai di stasiun. Dengan perasaan yang sedikit kecewa dan menyesal karena tidak mempersiapkan semuanya. Ia pun membeli tiket yang baru untuk pemberangkatan berikutnya.
Oh...ternyata pemberangkatan 10 jam lagi atau kurang lebihnya besok jam 6 pagi. Perasan tidak karuan datang mengganggu dirinya ketika dalam perjalanan ke rumah. Kepenatan itu ia balas dengan bersantai di depan TV untuk sekedar relax dan melihat berita baru tentang dunia. Alangkah terkejutnya ketika ia mendapati berita yang cukup mengagetkan baginya, kereta yang hendak ia tumpangi jatuh ke sungai ketika melintasi jembatan di daerah weleri. Kontan saja pria ini bersujud serta menangis dalam kesyukuran ternyata dia sedang di selamatkan dari Tuhannya.

Cerita kedua

Atau seorang yang biasanya selalu menggantungkan dirinya kepada Allah. Tapi karena sesuatu hal, mungkin kesibukannya dalam bekerja, atau bercanda dengan temanya hingga ia lupa akan keberadaan Allah. Ia medapati dirinya sakit. Ketika di waku ia sakit dia benar-benar lebih nikmat dalam beribadah. Semakin ingat akan kematian dan tentunya semakin dekat dengan Allah.

Pernahkan kita mendapati peristiwa yang serupa seperti mereka, saya yakin kita semua pasti pernah mendapatinya. Kita ditolong oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat, sebuah kekuatan yang tidak kita sadari atau juga bisa kekuatan itu kita sebut dengan sebutan the invisible hand, ada tangan-tangan tak terlihat di sekitar kita, ada tangan-tangan gaib yang menyelamatkan kita.

Allah yang Maha Sayang, benar benar Maha Sayang, Dia menunjuki hamba-hambaNya untuk diselamatkan. Misi penyelamatan itu bentuknya sangat unik, bisa dengan cara di beri cobaan, bisa juga di gagalkan ketika ia berbuat maksiat.

Lewat invisble hand Nya dia menolong hamba-Nya. Bagaimana Invisble hand ini menyelamatkan hambaNya....?



1. Allah menyelamatkan hambaNya dengan di beri rasa gelisah ketika hambanya sedang menjauhkan diri dari Allah


Ketika Anda melakukan maksiat, mungkin Anda menikmati indahnya menikah sebelum menikah (pacaran) tiba-tiba di tengah Anda saling berucap sayang kepada pasangan Anda, ada sebuah pertanyaan dalam hati anda yang bertanya,
”apakah tindakanku benar...?”, ”haruskah aku seperti ini...?”,
mungkin juga ada suara godaan setan yang lain
” ah pacaran kita khan pacaran yang Islami, kita cinta dan mencintai karena Allah, jadi sebetulnya pacaran kita ini semakin mendekatkan diri kepada Alloh”
namun di lain pihak hati kita terus bergejolak dan terus di beri gelisah oleh Allah,
”benarkah tindakanku ini, sudah sesuai dengan yang Allah gariskan atau tidak”, ”aku khan belum menikah, harusnya kenikmatan ini adalah kenikmatan yg belum hak saya”
Atau cerita yang lain, yang ringan contohnya, ketika Anda ingin mencontek ketika ujian di kampus, ada sepucuk kertas contekan dari teman anda yang anda akui kepitarannya, lalu hati anda bergolak, ” nyontek, tidak, nyotek, tidak, ” godaan syetan yang lain menyahut ”ini bisa jadi pertolongan Allah kali...!”, tapi hati Anda was was ” jangan-jangan perbuatan ini perbuatan yang di benci sama Allah ”
Begitulah mekanisme penyelamatan Allah.

7:201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.


2. Allah juga menimbulkan rasa malu pada saat hambaNya berbuat salah


Ada banyak contoh kasus mereka yang rajin mencuri, atau rajin ke diskotik untuk minum-minum tanpa malu-malu, tentunya rasa malu itu telah hilang dalam dirinya. Tapi mungkin ketika anda telah melakukan sebuah kesalahan kecil atau tindakan maksiat yang tidak terlalu berat, misalnya Anda sedang terlambat sholat jamaah, karena kebanyakan guyon bercanda dengan orang-orang kampung, tiba-tiba ketika Anda saat berjalan menuju masjid ada rasa malu dalam hati anda, ” duh Yaa Allah kok jadi telat gini sich...aduh yaa Allah maaf...maaf sekali lagi” tiba tiba hati Anda malu di hadapan Allah. Itu tandanya pula anda sedang diselamatkan oleh Allah dan sedag disayngi oleh Allah.


3. Ada yang menegur kita, mungkin saat itu pula kita sedang disayangi oleh allah


Adakah diantara kita, tiba-tiba datang seseorang dari pihak ketiga datang menuju diri kita dan menegur kita saat berbuat salah,
semisal ketika anda sedang meeting bersama, dan ada seseorang memberi ”note” kecil kepada Anda, yang bunyinya

” maaf pak, Anda terlihat seperti orang yang tidak biasanya, Anda tidak bijaksana seperti biasannya, mohon maaf bila kata saya menyinggung”

atau sahabat anda menasehati anda

” akhi yang baik, janganlah kau berbuat hal tersebut, lain kali mohon banyak evaluasi diri, muhassabah lah ya”

atau seseorang yang anda tak kenal mengatakan pada anda dengan keras

” huey, ati ati kalo jalan ingat mas ini jalan kampung jangan ngebut gitu dong ”

Ini sebuah pertolongan dari Allah, merekalah ”invisble hand” dari Allah

Kadang kita menyangkal teguran mereka, tapi justeru dari sangkalan tersebut ternyata membuat kita menjadi semakin ”TERLIHAT” kesalahannya.

4. Allah Menutup Aibnya Lalu Mengingatkanya Dengan Alquran


Ada banyak cara Allah mengingatkan kita, semisal dengan Alquran, saat anda sedag berbisnis dan anda sukses sehingga anda merasa diri anda hebat, hingga lupa bahwa kesuksesan anda itu berasal dari Allah, setelah anda sholat lalu membaca Quran ada perasaan yang hebat tentang sebuah ayat

QS. 17:83. Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia: dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.

Entah kenapa ayat ini begitu special dengan diri kita, mungkin bashiroh kita sedang di sentuh oleh Allah dengan ayat ini, dan kita lalu tersungkur untuk beristghfar kepada Allah

5. Allah menyelamatkan hambanya yang ikhlas


QS.38:82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
QS.38:83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.


Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak memiliki kepentingan apapun kecuali mengharap ridho dari Allah. Dan orang ikhlas itu benar benar setan tidak menguasai mereka. Kita terjebak oleh setan karena kita menjadikan mereka pemimpin kita,

Suatu misal ketika kita sedang di hadapkan dengan permasalahan dunia. Kita dihadapkan dengan seorang gadis berjilbab, sholeh lagi dan sangat berminat kepadanya, dan datanglah si setan ini menggoda hati kita berdua,

”udah tuh wanita sholehah tuh, pasti banyak barokahnya”

Mulailah berbincang, lalu datang lagi godaan

”gaetlah hatinya, jadikan ia calon istrimu” kata setan dalam hati
”dengan cara apa saya harus mengaetnya”
” tampilah menjadi seorang yang sholeh” setan menimpali insan ini untuk tidak ikhlas.

Mulailah pembicaraan yg lebih menjurus, terus menerus, dari hari kehari

”tembak saja dirinya, ga ada salahnya pacaran islami asal saling menguatkan iman gapapa”

Dua insan yang ghuluw (tertipu) ini lalu akirnya intens berdialog. Mula-mula biasa saja niatannya ikhlas, lalu keluar kata sayang-sayang, trus mengajak menikah, bahkan ada yang melakukan tindakan maksiat yang lebih jauh, seperti berkhalwat sambil berpegangan tangan , mohon maaf berciuman dan bermalam bersama dalam satu ranjang, (saya pernah mendapati hal seperti ini, padahal keduanya menurutku orang yg soleh)

Atau contoh yang lainya
Mungkin saat kita pergi ke warung makan, dan ada seorang pria muda menumpahkan kopi yang barusan kita pesan di paha kita, apalagi si pria muda itu tanpa ekspresi dan mlengos begitu saja, tanpa ada penyesalan atau minta maaf sedikitpun kepada kita, maka emosi kita memuncak, dan kita lepas kendali ingin sekali menghajarnya, saat itu pula bila kita meladeni bisikan setan itu untuk menghajarnya, maka sesungguhnya kita telah menjadikan pemimpin kita ini adalah setan.

QS.7:16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
QS.7:17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).


Itulah janji setan di hadapan Allah, mengerikan juga dari muka, belakang, kanan, kiri, setan menyerang kita. Kita tidak boleh menyalahkan setan tapi boleh jadi kita membenci setan karena sesungguhnya setan hanya menggoda saja dan manusia berbuat karena dirinya sendiri. Berikut ini adalah perkataan setan yang jujur.

14:22. Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih.

Sehingga mari kita luruskan niat kita menjadi orang yang tidak memiliki kepentingan apapun kecuali mengharap ridho dari Allah

Hadannalalhu wa iyakum ajmain, wallahu alam bishowab

wassalamualaikum wr wb


(Sosok Wanita Sempurna,Mutiara Ummat)
Fathimah dilahirkan di Ummul Qura, ketika orang-orang Quraisy merehab bangunan ka’bah, yaitu lima tahun sebelum kenabian. Kedua orangtuanya sangat senang dan gembira karena kelahirannya. Ia tumbuh di rumah yang suci, mendapatkan limpahan kasih sayang dari kedua orangtuaya dan berkembang dalam suasana nubuwwah yang suci. Matanya terbuka untuk melihat urusan risalah yang dikhususkan Allah bagi ayahnya, Muhammad saw.

Fathimah sebagaimana putri-putri Rasulullah lainnya berada dalam satu ikatan bersama ibu mereka Khadijah dalam kelompok terdepan di pelataran Islam, yang membenarkan ayah mereka yang memang telah dikaruniai sifat-sifat yang diberkahi sebelum risalah. Ke-Islaman keluarga ini, Muhammad saw, istri dan putri-putrinya merupakan ke-Islaman fitrah yang suci, yang disuapi dengan iman dan nubuwwah, yang dibesarkan pada keutamaan dan kemuliaan akhlak.

Abu Nu’aim mensifati Fathimah Az-Zahra dengan berkata : “Di antara para wanita yang suci dan ahli ibadah serta bertakwa ialah Fathimah radhiyallahu anha. Dia menghindari dunia dan kesenangannya, mengetahui aib dunia dan bencananya”. Kehidupannya diwarnai kesederhanaan namun ditaburi barokah dan cahaya yang mengisyaratkan zuhud, wara’ dan ketakutannya kepada Allah serta berbuat secara berkelanjutan untuk mendapatkan keridhaan-Nya.

Pada tahun kedua setelah hijrah, Ali bin Abu Thalib menikahi Fathimah dengan mas kawin baju besi senilai empat dirham. Keduanya menjalani kehidupan suami istri dengan penuh kebahagiaan. Sejarah tidak mengenal seorang perempuan yang mampu menghimpun kesabaran dan ketakwaan seperti halnya Fathimah Az-Zahra’, putri Rasulullah ini. Sejak hari pertama pernikahannya dengan Ali, ia mengerjakan sendiri tugas rumah tangganya yang cukup berat pada waktu itu. Dia harus menggiling bahan makanan dan membuat adonan roti hingga rambutnya terkena percikan-percikan tepung, kemudian ia memprosesnya dan memasaknya hingga matang. Sementara suaminya yang zuhud dan mujahid tidak mampu mengupah pembantu untuk membantu Fathimah dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Sebagai seorang ibu, nampak dari anak-anaknya yang sangat cinta kepada Allah swt, menjadi anak-anak yang dicintai dan disayangi oleh siapapun, terutama Rasulullah saw. Siapa yang tidak mengenal Hasan dan Husein, mereka adalah anak-anak yang sangat dekat dengan Allah swt, sangat besar pengorbanannya untuk Islam dan kaum muslimin.

Sebagai seorang anak pun tak ada yang bisa meragukannya bahwa Fathimah adalah anak yang berbakti kepada kedua ayah bundanya. Dari Ibnu Abbas raa dia berkata, “ Setelah turun ayat Idza ja’a nashrullah wal fathu, maka nabi saw memanggil Fathimah dan bersabda kepadanya, bahwa kematian beliau sudah dekat yang membuat Fathimah menangis. Lalu beliau bersabda, “Jangan engkau menangis, karena engkaulah keluargaku yang pertama kali bersua denganku,” Sehingga membuat Fathimah tersenyum.
Ketika sakit, Nabi saw semakin berat sehingga membuat beliau pingsan, maka Fathimah berkata, “Aduhai kasihan engkau wahai ayah !” Setelah siuman beliau bersabda, “Tidak ada lagi kesusahan yang menimpa ayahmu setelah hari ini.” Setelah itu Rasulullah berpulang ke Rahmatullah, yang membuat Fathimah bersedih dan menangis. Dia berkata, “Wahai ayah, kepada Jibril kami sampaikan kabar kematianmu. Wahai ayah, kepada Rabb engkau penuhi seruan-Nya. Wahai ayah syurga Firdaus tempat kembalimu”.

Fathimah Az-Zahra’ memiliki sepak terjang yang harum di medan jihad, sejarah telah mencatat keutamaan-keutamaannya di berbagai pertemuan, bersama-sama dengan Rasulullah saw. Dalam perang Uhud, peperangan yang mengandung banyak pelajaran dan pengorbanan, Nabi Muhammad saw mendapatkan luka di badan dan wajah beliau, hingga darah beliau mengalir deras, Fathimah langsung memeluknya. Kemudian ia mengusap darah Rasulullah dan mengalirkan air di atasnya. Ketika ternyata darah tersebut tidak berhenti mengalir, maka Fathimah membakar potongan tikar, kemudian abunya ditempelkan ke luka tersebut hingga akhirnya darah tersebut berhenti mengalir. Pada saat ini beliau bersabda : “Amat besar kemarahan Allah terhadap orang-orang yang membuat wajah Rasul–Nya berdarah”.

Dalam perang Uhud ini Fathimah keluar bersama-sama dengan perempuan-perempuan dari kalangan Muhajirin dan Anshor sambil mengusung air dan makanan di punggung mereka. Tentang peran Fathimah ra dalam perang Uhud ini, shahabat Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah saw terluka hingga gigi seri beliau patah, Fathimah binti Rasulullah saw mencuci darah dan Ali mengalirkan air kepada beliau dengan menggunakan teko. Ketika Fathimah melihat bahwa air itu justru membuat darah semakin deras mengalir, dia mengambil potongan tikar dan membakarnya hingga ia menjadi abu, lalu dia menempelkan abunya di luka beliau, hingga darah tidak lagi mengalir dari lukanya.

Fathimah juga ikut dalam perang Khandaq dan Khaibar, ia pernah juga keluar bersama empat belas perempuan lainnya, diantaranya Ummu Sulaim binti Milhan dan Ummul Mukminin Aisyah untuk membawa air dalam qirbah dan membawa perbekalan di punggungnya untuk memberi makan dan minum orang-orang mukminin yang sedang berperang.
Itulah Fathimah Az-Zahra’, perempuan yang cantik dan elok rupa dan perilakunya. Di saat yang bersamaan ia adalah anak yang sholehah yang berbakti kepada ayah dan bundanya, sehingga menjadi kebanggaan orangtuanya Ia juga seorang istri yang mengerti tugas dan posisinya. Ia tidak mengeluh atas peran dan tanggungjawab yang diberikan aturan Allah dan Rasul-Nya atas kaum perempuan, termasuk dirinya, sekalipun ia sendiri yang harus mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Di sisi lain, ia juga merupakan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Ia didik anak-anaknya menjadi anak-anak yang sangat cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad saw. Bukan semata-mata karena Muhammad saw adalah kakeknya, tapi karena Muhammad saw adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk menyampaikan atau menyebarkan syariat Islam.

Meskipun demikian, Fathimah tidak terkungkung/terpenjara hanya dalam peran domestiknya saja. Ia menyadari betul bahwa ia adalah bagian dari umat atau masyarakat Islam yang memiliki andil dan tanggungjawab untuk memajukan dan mengantarkan umat Islam kepada umat yang mulia, sebagai umat yang terbaik di muka bumi ini. Ia tidak pernah merasa malu untuk bertanya kepada Rasulullah tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam, kemudian menyampaikan kepada suaminya ataupun wanita-wanita lain apalagi Fathimah termasuk orang yang dekat dengan Rasulullah. Karenanya ia sering dijadikan tempat bertanya para shahabat atau shahabiyat lainnya. Sebagai bagian dari umat Islam, Fathimah pun tidak segan-segan terjun langsung ke medan Jihad, melawan musuh-musuh kaum muslimin dan segala bentuk kesesatan yang ada. Subhanallah ketakwaannya dan ketawakalannya kepada Allah serta ketinggian berpikirnya membawanya untuk dapat menjalankan seluruh perintah-perintah Allah secara sinergis dan harmonis, tidak mengutamakan yang satu lalu mengabaikan yang lain.
(Sumber : Buku Revisi Politik Perempuan)



Jika kita pernah menyimak tayangan acara Pemilihan Puteri Ideal, Puteri Indonesia atau apapun namanya, kita akan tahu kriteria apa saja yang biasa dijadikan patokan untuk menilai seseorang hingga dikatakan layak menjadi juara. Kriteria-kriteria itu biasanya mencakup: penampilan fisik (wajah, bentuk tubuh), performa (intelegensia, cara bicara, cara bersikap, lifestyle keseharian) dan bakat. Seorang yang dianggap berpenampilan fisik paling menarik, paling pintar, paling santun dan paling berbakat dipastikan akan dinobatkan menjadi seorang Puteri.

Dalam kehidupan nyata, kriteria wanita ideal pun tak jauh dari hal yang demikian. Wanita Ideal digambarkan sebagai wanita yang berpenampilan menarik, keibuan, berpendidikan tinggi, berkelas, karir bagus, keluarga harmonis, dan sebagainya. Kriteria-kriteria inilah yang kemudian senantiasa menjadi dambaan, baik di kalangan wanita sendiri maupun di kalangan pria yang menginginkan pasangan seorang wanita ideal. Dalam hal ini, faktor ketaqwaan/keshalihan dan hal-hal yang ‘dianggap’ bersifat immateri biasanya luput dari perhatian. Bahkan terkadang tidak diperhitungkan sama sekali.

Sesungguhnya, kondisi seperti ini merupakan hal yang ‘wajar’, jika mengingat bahwa masyarakat kita saat ini tengah dikungkung oleh sistem kehidupan sekuleristik. Sebuah sistem yang menjadikan materialisme sebagai asas berpikir dan berbuatnya. Dengan asas ini semua hal diukur dan distandarisasi berdasarkan materi dan hal-hal yang bersifat fisik, termasuk untuk mengukur baik dan buruk, benar dan salah, ideal-tidak ideal dan lain-lain. Ironisnya, cara berpikir seperti ini juga telah menjadi mainstream berpikir kaum muslimin. Padahal aqidah yang mereka imani sesungguhnya menuntut mereka untuk menjadikan hukum syara’ sebagai satu-satunya tolok ukur ketika berpikir dan berbuat.

Wanita Ideal = Mar’atush Sholihah


Berkenaan dengan kriteria wanita ideal, Islam memiliki cara pandang tersendiri. Dalam hal ini Rasulullah Saw pernah bersabda :

“Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”
(HR. Muslim dari Abdullah Ibn Amr ra)

“Siapa saja yang telah dikaruniai Allah wanita shaliha,h berarti Dia telah menolongnya dalam satu bagian agamanya. Oleh karena itu, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam bagian yang kedua”
(HR. al-Hakim dari Anas ra)


Berdasarkan dua hadits di atas, jelas bahwa kriteria wanita ideal yang layak didambakan dalam pandangan Islam adalah wanita shalehah (mar’atush sholihah). Hanya saja, seperti apa gambaran wanita shalehah, tentu haruslah dikembalikan kepada tuntunan syariat.

Pertama, Wanita shalihah adalah wanita yang memiliki keimanan yang tinggi. Yakni keimanan yang lahir dari syahadah yang lurus yang hakekatnya merupakan ikrar/persaksian untuk memurnikan pengabdian kepada Allah semata dan ketaatan pada Rasulullah Saw. Keimanan seperti ini akan mampu menggerakkan, mempengaruhi dan mendorong dirinya untuk selalu menjadikan keridhaan Allah dan RasulNya serta kemuliaan Islam sebagai tujuan tertinggi. Sehingga dia selalu siap berkorban dalam ketaatan dan menanggung derita di jalan Allah SWT.

Kedua, Wanita Shalihah adalah wanita yang senantiasa bersegera dalam menjalankan ketundukan pada syari’at Allah dan RasulNya (al-Mubâdiroh ilaal-itizâmi bi syar’i) dan ridho dengan segala ketetapanNya. Hal ini terkait dengan aspek yang pertama, yakni adanya pemahaman bahwa keimanan yang tinggi menuntut ketundukan tanpa reserve dan total. Dan ketundukan yang total plus tanpa reserve inilah yang akan menjadi washilah diperolehnya keridhaan Allah dan RasulNya. Firman Allah Ta’ala :

“..... Dan adapun orang-orang yang beriman
amat sangat cintanya kepada Allah ...” (TQS. Al-Baqarah [2]:165)

“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’”
(QS. Ali Imran[3]:31)

“Sesungguhnya perkataan orang-orang yang beriman, ketika dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menerapkan hukum (dengan syariat Islam) di antara mereka, mereka mengatakan : ‘Kami mendengar dan kami taat’. Dan merekalah orang-orang yang beruntung”.
(QS. An-Nuur[24]:51)

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim (penetap hukum) dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (QS. An-Nisa[4]:65)

“Dan tidak patut bagi mu’min dan tidak patut pula bagi mu’minat, jika Allah dan RasulNya telah menetapkan satu keputuskan (hukum) akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata”. (TQS. Al-Ahzab[33]:36)

Pada tataran praktisnya, keterikatan terhadap hukum syara yang menjadi kriteria wanita shalihah ini mencakup dimensi yang sangat luas, yakni mencakup seluruh perikehidupan diri dan umatnya. Jadi bukan sekedar shalih dalam konteks pribadi saja, seperti taat beribadah (mahdhah), berakhlak terpuji dan berpenampilan sesuai syari’at (seperti menutup aurat dengan kerudung/khimar dan jilbab serta menundukkan pandangan dari yang diharamkan), menuntut ilmu dan sebagainya, melainkan dia juga terikat dengan hukum-hukum yang menyangkut peran-peran lainnya selain peran sebagai pribadi, seperti peran sebagai isteri dan ibu, dan peran sebagai anggota masyarakat. Berkaitan dengan peran-peran ini, terdapat beberapa nash yang menggambarkan kriteria wanita shalihah berikutnya.

Wanita Shalihah Sebagai Isteri/Ibu


Dalam perannya sebagai isteri/ibu, wanita shalihah adalah wanita yang senantiasa taat pada suaminya selama tidak memerintahkan maksiyat, senantiasa berusaha menyenangkan suami untuk mencari keridhaannya, membantunya dalam urusan akhirat, memelihara rumah, anak-anak dan harta suaminya, dan lain-lain. Hal ini tentu harus didudukkan dalam kerangka bahwa hakekat keberadaan pernikahan adalah hubungan persahabatan (shohbah) dalam menjalani ketaatan. Tentang hal ini Allah SWT berfirman :

“.......Oleh karena itu, wanita shalihah adalah yang mentaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka”. (TQS. An-Nisa’[4]:3)

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, aku pasti akan memerintahkan kepada wanita untuk bersujud kepada suaminya”

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, bahwa Rasulullah bersabda :
“Demi Dzat Yang jiwaku berada di tanganNya, seorang wanita dipandang belum menunaikan hak Tuhannya sebelum ia menunaikan hak suaminya”.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa ketika Rasulullah Saw ditanya “Perempuan manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Khazanah yang paling baik bagi seorang laki-laki (suami) adalah perempuan yang shalih; jika suami memandangnya ia menyenangkan suaminya; jika suami memerintahnya ia mentaatinya; jika suaminya tidak ada di sisinya, ia memelihara dirinya”

Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasul Saw bersabda:
“Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya; ia bertanggungjawab atas yang dipimpinnya. Seorang perempuan adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan anak-anaknya; Ia bertanggungjawab atas yang dipimpinnya”.

"Hendaklah salah seorang di antara kalian mempunyai kalbu yang bersyukur (qalban syaakiran), lisan yang senantiasa berdzikir (lisaanan dzaakiran) dan isteri yang beriman yang dapat membantumu dalam urusan akhirat" (HR. Ibnu Majah)

Perlu dipahami, bahwa peran sebagai isteri dan ibu (ummun wa rabbatul bayt) merupakan peran utama yang dibebankan oleh Allah SWT kepada para wanita. Oleh karenanya, wanita shalihah akan berupaya semaksimal mungkin agar beban ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sekalipun sangat berat dan butuh pengorbanan yang sangat tinggi. Keberadaan beban yang berat ini, juga tidak akan dijadikan alasan untuk menghindar dari pelaksanaan ketetapan syari’at Allah yang lainnya, apalagi jika hal tersebut berkenaan dengan perkara yang wajib. Hal ini karena dia akan selalu yakin, bahwa semua ketetapan yang Allah berikan adalah kebaikan baginya, dan seluruh hukum yang Allah syari’atkan pasti dalam batas kemampuannya.


Wanita Sholihah Sebagai Bagian Dari Masyarakat


Sesungguhnya Islam telah memberikan ruang yang leluasa untuk berkiprah di dalam aktivitas yang terkait dengan perannya sebagai bagian dari anggota masyarakat, seperti kebolehan untuk terlibat dalam beberapa mu’amalah, melakukan aktivitas dakwah/amar ma’ruf nahi munkar serta memperhatikan urusan umat (beraktivitas politik) yang hukumnya memang wajib, dan lain-lain. Kewajiban ini tersirat dalam firman Allah SWT :

“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (laki-laki/perempuan) yang menyeru kepada al-khoir (Islam), menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Maka mereka itulah orang-orang yang beruntung” (TQS. Ali-Imran[3]:104)

Dan sabda Rasulullah Saw :
“Barangsiapa bangun pada pagi hari, sedangkan tidak terbersit dalam benaknya urusan kaum muslimin, maka mereka bukan golongan kaum muslimin” HR. al-Hakim dari al-Khatib ra.)

“Siapa saja yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin, berarti dia bukanlah termasuk golongan mereka. Siapa saja yang tidak berada di waktu pagi dan petang selaku pemberi nasihat bagi Allah dan RasulNya, bagi kitabNya, bagi pemimpinnya dan bagi umumnya kaum muslimin, berarti ia bukan termasuk di antara mereka”.(HR. ath-Thabrani dari Hudzayfah ra.)

Jika dikaitkan dengan kondisi umat saat ini yang jauh dari gambaran ideal masyarakat Islam, maka peran wanita shalihah menjadi lebih penting lagi terutama dalam proses mengubah masyarakat sekarang menjadi masyarakat Islam. Dalam hal ini, urgensi yang menuntut keterlibatan wanita antara lain :

a. Bahwa kaum wanita memegang peran penting dan strategis dalam mencetak generasi penerus umat yang memiliki kualitas mumpuni. Yakni berperan dalam mendidik dan membina anak-anak mereka dengan aqidah yang kuat yang akan melahirkan generasi yang tunduk pada syari’at dan siap untuk memperjuangkannya.

b. Bahwa perubahan masyarakat ke arah Islam harus diusung dan diperjuangkan oleh seluruh komponen umat, baik pria maupun wanita. Disisi lain tidak setiap wanita muslimah memiliki kesadaran yang sama akan pentingnya mewujudkan perubahan dengan landasan Islam, sehingga menjadi tugas para wanita sholihah untuk bergerak menyadarkan muslimah lainnya dari keterlenaan mereka dengan cara melakukan proses pembinaan yang mengarah pada pengokohan aqidah dan membangun ketaatan pada syari’at.

Apa Yang Harus Dipersiapkan?


Dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi wanita shalihah memang tidak mudah. Dalam hal ini diperlukan keyakinan dan pengorbanan yang tinggi sehingga seluruh kewajiban yang terbeban dipundak akan dapat dilaksanakan. Berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan :

1. Muslimah harus senantiasa memelihara keimanan dengan aktivitas taqorrub ilaLLah. Sehingga dengan cara ini akan senantiasa ada dorongan yang kuat untuk melakukan ketaatan kepada aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya.

2. Muslimah harus memiliki pemahaman yang utuh tentang hukum-hukum syari;at, termasuk yang berkaitan dengan seluruh aktivitasnya, baik yang menyangkut peran sebagai individu/pribadi, isteri/ibu maupun sebagai anggota masyarakat, sehingga, dia bisa memastikan bahwa tidak ada satu hukumpun yang luput dari pelaksanaannya. Oleh karenanya, penting bagi wanita shalihah untuk terus membina dirinya dan terlibat dalam sistem pembinaan yang terarah dan berkesinambungan.

3. Muslimah harus memahami konsep al-awlawiyaat (fiqih prioritas) yang bersandar pada hukum syara’ beserta manajemen waktu yang bagus.

4. Muslimah harus terus berupaya membangun dukungan dari orang-orang terdekat, sehingga bisa saling menguatkan dalam menjalani ketundukan kepada Allah dan Rasul, termasuk dalam aktivitas dakwah.

5. Muslimah harus memahami setiap realitas yang berkembang dengan pemahaman yang jernih dan utuh, baik berupa pemikiran, hukum-hukum, maupun realitas politik lain beserta analisis Islamnya sehingga mampu mengambil sikap dengan sikap yang benar (cerdas politik). Hal ini penting, terutama jika dikaitkan dengan posisi strategis muslimah sebagai ibu yang berperan penting dalam mencetak dan mendidik generasi Islam masa depan.

Tauladan Shahabiyat ra.

Jika kita ingin mencari contoh sosok ideal wanita shalihah, maka kita akan menemukannya pada diri para shahabiyat ra. Kehidupan mereka cukup memberi gambaran yang jelas bagaimana seorang muslimah harus berpikir dan bersikap, membuktikan iman dan kecintaannya pada Allah dan Rasul dengan jalan ketundukan pada seluruh syari’atNya.


Salah satu contoh yang bisa diambil adalah kehidupan Asma binti Abi Bakar. ra, seorang wanita yang terdahulu masuk Islam, seorang pribadi shalihah, cerdas dan berkepribadian kuat; seorang isteri yang taat dan begitu berbakti pada suami; seorang ibu dari yang berhasil menghantarkan anaknya syahid, dan seorang politikus ulung serta pemberani karena beliau terlibat langsung dalam banyak peristiwa politik seperti hijrahnya Rasul dan beberapa peperangan penting. Sosok Asma ra hanya salah satu saja dari sekian banyak tauladan terbaik yang terserak di kitab-kitab sirah, yang penting bagi kita --generasi sekarang-- untuk mentadabburinya hingga kita juga layak menyandang kemuliaan sebagaimana mereka.[][]
[Siti Nafidah Anshory]

Puasa Ramadhan baru saja meninggalkan kita. Apa yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sebulan penuh itu? Rasa makin bertakwa? Semoga.

Memang, meski secara fikih puasa merupakan ibadah yang sepenuhnya fisikal, artinya dilakukan dalam bentuk tidak menkonsumsi makanan dan minuman serta tidak melakukan hal yang membatalkan puasa di siang hari Ramadhan, hasilnya ternyata berupa sesuatu yang sangat non-fisikal. Allah SWT meminta kita berpuasa agar bertakwa (la’allakum tattaqun). Nabi saw. sendiri menyatakan, “Bukanlah puasa dari sekadar menahan makan dan minum. Puasa yang sesungguhnya adalah menahan dari laghwu dan rafats.” (HR Ibn Khuzaimah).

Itu menunjukkan bahwa ada makna yang lebih dalam dalam puasa dari sekadar menahan lapar dan dahaga. Coba perhatikan, selama puasa kita dilarang makan dan minum serta berhubungan seksual dengan istri atau suami kita. Padahal makanan dan minuman itu halal; suami atau istri pun juga halal. Ternyata, dengan tekad dan kemauan yang besar, kita bisa. Nah, bila untuk menjauhi yang halal saja bisa, mestinya dengan tekad yang sama semua perkara yang haram lebih bisa lagi kita ditinggalkan.

Ramadhan memang bulan riyadhah (latihan) untuk meningkatkan kemauan kita untuk taat pada aturan Allah SWT. Bila berhasil, kelak pada penghujung bulan Ramadhan kita benar-benar bisa disebut muttaqin (orang yang bertakwa), yakni orang yang mempunyai kemauan yang kuat untuk senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Artinya, semestinya di bulan lain setelah Ramadhan, kita menjadi lebih taat pada syariah-Nya.

Namun, mengapa kenyataannya tidak demikian? Kita melihat tetap saja kemaksiatan terjadi di mana-mana. Karena ini negeri yang penduduknya mayoritas Muslim, maka pelaku kejahatan juga kebanyakan Muslim. Dalam kegiatan pelacuran, misalnya, hampir pasti pelacurnya kebanyakan adalah Muslim, germonya Muslim, yang datang juga Muslim. Begitu juga pelaku perjudian, pornografi dan pornoaksi tetap saja kebanyakan adalah Muslim. Koruptor juga kebanyakan Muslim. Bila ada mafia peradilan maka polisi, jaksa, hakim, pengacara dan terdakwa yang terlibat di dalamnya kebanyakan adalah juga Muslim. Bila semua itu sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya, lantas mana pengaruh puasa yang setiap tahun dilaksanakan?

Kita selama ini memang ternyata kurang peduli terhadap esensi ibadah. Shalat rajin, rajin pula maksiyt. Haji ditunaikan, korupsi digalakkan. Bacaan al-Quran dilombakan, tetapi ajarannya dilecehkan. Benarlah kata nabi, “Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga.” (HR Ahmad).

++++

Dengan kemauan untuk taat yang ditempa selama bulan Ramadhan, sesungguhnya puasa—bila benar-benar dihayati—akan menjadi bekal yang sangat berharga guna membentuk karakter penting dalam diri seorang Muslim. Dari pribadi-pribadi yang taat inilah semangat perjuangan bisa dilecut sehingga bangunan khayru ummah bisa diwujudkan kembali.

Pengamatan menunjukkan bahwa lebih dari yang lain, yakni kemampuan dan kreatifitas, karakter menyumbang unsur terbesar dalam sukses seseorang. Di antara karakter terpenting dari seorang itu adalah adanya kemauan keras dan semangat menggebu-gebu untuk berbuat dan meraih cita-cita.

Tirto Utomo, bos Aqua, berjuang tak kenal menyerah selama bertahun-tahun untuk mengenalkan produk air dalam kemasan. Ketika ia membuat produk itu, banyak pengusaha menertawakan. Bagaimana mungkin “jualan air” bisa laku dan menjadi bisnis besar. Namun, dengan kemauan dan semangat yang kuat, terbukti setelah lima tahun angka penjualan Aqua melesat dan sekarang tak seorang pun di negeri ini yang tak mengenal air minum dalam kemasan itu. Yang luar biasa, orang mau saja membeli Aqua meski harga seliternya hampir sama dengan bensin premium.

Contoh lain, KFC tidak akan pernah menjadi restoran besar andai saja Kolonel Sander tidak memiliki karakter untuk meraih sukses. Semua diawali ketika ia menawarkan resep ayam gorengnya ke restoran. Meski selalu saja ditolak, dengan kemauan dan semangat ia terus menawarkan hingga restoran ke 141. Di situ resepnya diterima. Itu pun dengan percobaan. Andai Sander putus asa di restoran ke 140, niscaya kita tidak akan pernah melihat restoran KFC “jagonya ayam” ada di mana-mana.

Begitu juga dengan Thomas Alpha Edison, sang penemu lampu pijar. Andai ia tidak gigih untuk terus melakukan percobaan, mungkin dunia tidak akan seterang sekarang ini di malam hari. Setelah lebih dari 1000 macam bahan, akhirnya ia mendapatkan material yang cocok untuk lampu pijarnya.

Jelas sekali, banyak sekali peristiwa besar dunia di sepanjang lintasan sejarah yang itu hanya mungkin lahir dari kemauan dan semangat yang besar. Bila Edison, Sander Tirto Utomo dan lain-lain dengan kemauan kuat yang didorong oleh semangat material saja bisa mencetak kemajuan dan sukes besar, apalagi seorang Muslim yang dorongan semangatnya bukan hanya bersifat material melainkan juga non-material (ibadah dan ridha Allah); mestinya lebih besar lagi.

Fakta pada masa lalu menunjukkan hal itu. Islam juga tidak akan pernah meraih kejayaan selama lebih dari 700 tahun yang oleh para sejarahwan disebut sebagai the golden age bila Rasulullah Muhammad dan para sahabat serta para pejuang sesudahnya tidak memiliki tekad dan kemauan serta semangat membaja untuk berjuang menyebarkan risalah Islam. Peran Ramadhan sebagai bulan pembentuk kemauan dan semangat perjuangan secara faktual ternyata memang terbukti. Bahkan banyak peristiwa besar pada masa lalu terjadi dalam bulan Ramadhan. Perang Badar terjadi dalam bulan Ramadhan. Penaklukkan Makkah atau Fathu Makkah juga terjadi pada bulan Ramadhan. Yang sangat monumental, yaitu penaklukkan Andalusia juga terjadi pada bulan Ramadhan. Meski bukan terjadi pada bulan Ramadhan, Konstantinopel. ibukota Romawi Timur, yang ketika itu dianggap sebagai negara yang memiliki kemampuan militer dan pertahanan paling kuat toh akhirnya berhasil juga ditaklukkan pada tahun 1453 setelah upaya tak kenal lelah yang didorong oleh kemauan dan semangat luar bisasa untuk menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia selama lebih dari 700 tahun! Yang istimewa, pada hari penaklukan itu, Panglima Muhammad al-Fatih ternyata juga memerintahkan pasukannya untuk berpuasa!

++++

Nah, selama sebulan Ramadhan lalu umat Islam terus menerus ditempa jiwa dan karakternya untuk menjadi pribadi yang mulia, yakni pribadi yang memiliki kemauan untuk taat, semangat perjuangan serta optimisme untuk meraih keberhasilan. Jadi, sekali lagi, bila dihayati dengan sungguh-sungguh, puasa Ramadhan semestinya akan memberikan efek luarbiasa kepada seorang Muslim dan umat Islam secara keseluruhan, yaitu berupa kemauan untuk meraih kembali derajat khayru ummah yang didorong oleh semangat material dan non-material. Maka dari itu, mestinya setelah bulan Ramadhan, dakwah makin marak dan semangat perjuangan makin menggelora. Seiring dengan itu, kemaksiatan makin meredup. Namun, bila itu tidak terjadi, berarti puasa Ramadhan tidak memberikan efek apa-apa. Yang bersisa cuma rasa lapar dan dahaga saja. Umat tetap saja terpuruk, kalah dan menjadi pecundang di segala bidang. Na’udzubilLah min dzalik. [MIY]


Kuingat semuanya…..
Belum lama aku memilihmu sebagai kepercayaanku, kujadikan engkau sebagai tempat sandaranku kuberikan segalanya untukmu dan aku serahkan apa yang ada padaku kepadamu hanya kepadamu. Awalnya, aku pun terima perlakuan baikmu aku terima segala keputusanmu. Bahkan akulah orang yang membantumu menyiarkan keseluruh masyarakat agar memilih dan berpihak padamu. Akulah yang menjadi pelopor terbaikmu dan aku jugalah yang selalu berada dibelakangmu ketika kau membutuhkanku. Aku telah meyakinkan diriku sendiri bahwa engklaulah pilihanku yang tepat.

Namun dengan selang waktu yang tak lama mudah sekali kau lupakan aku, tanpa permisi tanpa izin padaku dulu. Bahkan tanpa ada diskusi terlebih dahulu padaku. Kepercayaaku kini perlahan luntur dengan janji-janjimu yang kosong dengan ucapanmu yang tak memiliki hati nurani bahkan hina layaknya orang yang memusuhiku. Kau jadikan aku boneka yang bisa kau permainkan hingga kau jadikan pula aku robot agar bisa engkau perintah kapanpun kau mau. Kau campakkan aku sepertinya engkau hina berada dekatku. Kau habisi semua darah dan keringatku hingga tak tersisa kecuali tulang dan kulit. Kau sama sekali tak mengingat bagaimana kau bisa ada disinggasana itu, kau bahkan melupakan segala yang kami korbankan hanya untukmu. Sungguh kau bagaikan kacang yang lupa dengan kulitnya.


Ingatlah…. Ingatlah wahai kaum muslimin….

Mereka tak layak lagi kau jadikan sandaranmu untuk membantumu apalagi menggantungkan padanya hidup dan matimu. Lihatlah dengan kebodohan mereka, mereka lakukan perbuatan yang hina dan dibenci Allah Swt padahal mereka mengaku muslim mereka mengakui keberadaan Allah Swt tapi tak, pengatur mereka mengakui Alquran tapi tak dijadikan pedoman hidup. Padahal meraka adalah umat Rasul Saw yang Allah Swt janjikan surga bagi orang-orang yang beriman. Mereka bukanlah orang yang buta akan kebenaran ilmu Allah Swt, mereka bukanlah orang tuli akan seruan Allah Swt, mereka bukanlah orang yang lumpuh akan janji Allah Swt.

Mereka orang yang berakal tapi mereka tak sadar akan hal itu, bahkan mereka lebih memilih menjadi orang yang tak berakal layaknya binatang. Mereka orang yang berilmu tapi tak mau peduli akan hal itu, mereka lebih memilih untuk menjadi budak para kapitalis dan sosialis yakni mereka merupakan budak orang-orang kafir.

Wahai kaum muslimin…..

Sadarlah dari engkau dari khayalanmu, bangunlah engkau dari tidurmu yang panjang, kau bukanlah budak para kapitalis dan sosialis, kau bukanlah budak orang-orang kafir. Kau adalah umat terbaik yang Allah Swt ciptakan dimuka bumi ini. Kau adalah kaum mukmin dan mukminat yang kuat yang apabila engkau beriman serta bersatu engaku tidak akan terkalahkan. Seperti dalam firmanNya:


141. (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi Keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
[363] yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.



Tidakkah kalian bersegera memohon ampunan-Nya.
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(TQS. Al-A’raf: 96).

Untuk penguasa- penguasa negeri ini yang tidak pernah kehabisan cara untuk membuat rakyatnya menderita juga untuk umat yang haus akan sebuah perubahan untuk kembali pada Syari’at-Nya.

Wallahu a’lam bi ash-shawab…..
Mela & Rindy..


"Janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” [Ar-Rum : 31-32]"

Fenomena yang tidak bisa dipungkiri dewasa ini adalah banyaknya firqoh-firqoh (kelompok/golongan) yang bernaung dibawah syariat Islam, yang timbul di tengah kehidupan kaum muslimin. Mereka mengajak masuk kepada kelompok mereka,dan bergabung di dalam satu “wadah” untuk menyatukan kekuatan dalam menegakkan agama Islam. Dalam hal ini mereka berpendapat:” agar lebih terorganisir, yang penting tujuannya sama yaitu menegakkan kalimatullah.”

Tapi fakta yang terjadi tidak seperti yang diharapkan. Konsep awal adalah menyamakan barisan tapi yang terjadi adalah memecah belah barisan. Satu sama lain saling gontok-gontokan membela “bendera”nya, lebih loyal terhadap kelompok mereka sendiri ketimbang yang berbeda dengan mereka, ironisnya lagi sesama muslim tega mencela saudara muslimnya yang lain hanya gara-gara perbedaan dalam metode dakwah. Apakah ini yang disebut dengan persatuan? Kenapa kita tidak bersatu dibawah Alquran dan assunnah saja dan menanggalkan semua atribut-atribut perbedaan ini.

Hal yang sering mengganjal di benak kita,”bukankah mereka juga berpegang kepada al-Quran dan sunnah?” atau “asalkan berpegang kepada alquran dan sunnah, saya rasa sah-sah saja.” Asy-Syaikh Shalih bin Sa’ad As-Suhaimi berkata: “Jika benar apa yang dinyatakan oleh kelompok-kelompok yang amat banyak ini, bahwa mereka berpegang dengan Al Qur’an dan As Sunnah, niscaya mereka tidak akan berpecah belah, karena kebenaran itu hanya satu dan berbilangnya mereka merupakan bukti yang kuat atas perselisihan di antara mereka, suatu perselisihan yang muncul dikarenakan masing-masing kelompok berpegang dengan prinsip yang berbeda dengan kelompok lainnya. Tatkala keadaannya demikian, pasti terjadi perselisihan, perpecahan, dan permusuhan.” (An-Nashrul Azis ‘Alaa Ar Raddil Waziz, karya Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali rahimahullah, hal. 46)

“Wajib atas kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur-Rasyidin yang mendapatkan petunjuk sesudahku. Pegang dan gigitlah dengan gigi geraham kuat-kuat. Hati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru. Karena setiap perkara yang baru (dalam dien) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat” [dikeluarkan oleh Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676.]

Kita memang tidak menvonis ini adalah hal yang bid’ah, tapi yang jelas kewajiban kita adalah berhati-hati dalam perkara agama. Apakah hal-hal semacam ini akan mendekatkan diri kita kepadaNya, atau bahkan mengantarkan kita kepada jurang kemurkaan Allah ‘azza wa jalla,ini yang harus kita sadari.

Sebagai tholibul ilmi, kewajiban kita adalah menyampaikan apa yang telah kita dapatkan kepada masyarakat nanti, tapi ketika seseorang telah bergabung dengan kelompok tertentu, ini akan menghalanginya untuk menyampaikan ilmu tersebut. Seseorang yang berbeda kelompok dengan kita misalnya, akan enggan menerima apa yang kita sampaikan, jangankan untuk mendengarkan untuk bertemu saja akan merasa risih. Fakta lain yang penulis lihat ketika sebuah masjid dijadikan basecamp oleh jamaah/partai tertentu, akan menghalangi jemaah lain untuk masuk. Seseorang yang merasa kelompok A, cenderung menghindari masjid B yang diisi oleh komunitas B, begitupun sebaliknya. Belum lagi masalah taqlid (Ngikut/Setia/loyalitas) dan fanatisme terhadap kelompok masing-masing, yang tidak bisa dihindari ketika sudah bergabung dengan salah satu kelompok, seseorang akan merasa cinta dengan kelompoknya, dan melakukan apa saja demi kepentingan golongan, bahkan dengan hal-hal yang dilarang sekalipun. Riya dan ketidak-ikhlasan akan timbul dengan sendirinya ketika kelompok-kelompok itu membangga-banggakan amal mereka, baik itu dengan spanduk-spanduk yang berjejer disepanjang jalan, laporan keuangan bantuan korban bencana alam, atau disitus-situs maupun pemancar milik mereka, naudzubillah. “Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Ali Imran: 103)

Intinya, ukhuwah dan persatuan diantara kaum muslimin harus dibangun. Namun harus berdasarkan syarat, yaitu ikhlas karena Allah, dan dalam koridor ketaatan kepada Allah. dengan kata lain, persaudaraan yang bersih dari noda-noda dan motif-motif duniawi beserta kaitan-kaitannya. Yang menjadi pendorong persaudaraan ini hanyalah keimanan kepada Allah, bukan kesamaan kelompok, kesamaan kepentingan, atau kesamaan-kesamaan lain yang bersifat duniawi, seperti: politik, kedudukan, uang, dll.

Semoga kita semua terhindar dari api neraka dan tergolong kepada orang-orang yang bartakwa kepada-Nya.

” Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Ku” [Al-Anbiyaa : 92].

Allahu a’lam bishowab


Masihkah kau mau menjadi bidadari syurga Allah … ya ukhti?

Pertanyaan itu seolah semakin lama semakin menggema di ruang hati dan memenuhi seisi jiwa…


Wahai diri…Tahukah kau seperti apa sosok bidadari itu?
Di saat wanita bumi asyik dan sibuk mempercantik diri atau memperindah bentuk tubuh..

Mereka hamburkan uang demi satu kalimat yaitu “katakanlah bahwa wajahku cantik”

Sedangkan Bidadari..

Lebih menyibukkan mempercantik iman dalam hati…dan memperindah akhlak layaknya muslimah sejati..


Di saat wanita bumi sibuk mencari cela dan saling membicarakannya…

Bidadari akan lebih sibuk mencari celanya sendiri dan memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki…


Di saat wanita bumi lebih mudah menangis karena patah hati dengan pacarnya…

Bidadari akan menangis ketika gejolak hatinya dicemburui Allah…


Di saat wanita bumi sering mengeluh ketika menghadapi masalah..

Bidadari akan kuat tetapi seiring dengan kepasrahan diri pada Allah..


Di saat wanita bumi hanya meratapi kekurangan diri..

Bidadari tak akan diam..dia bergerak agar kekurangan yang dimilikinya tak mematikan kesempurnaan dirinya yang lain…Dia akan terus bergerak..bergerak…bahkan mampu melebihi orang yang punya kelebihan di atas darinya…


Di saat wanita bumi banyak menangis untuk kesia-siaan…

Bidadari bumi akan banyak menghabiskan airmatanya kepada Rabb-nya…hingga kelak airmata itu dijadikan Allah sebuah telaga di syurga…


Dan di saat wanita bumi memilih jalan pintas untuk memenuhi hajat diri..

Bidadari bumi akan sabar menanti dalam keta’atan dan mengisinya dengan berbenah diri…


Wahai ukhti…hanya kekuatan diri dan mereka yang bersabar dalam keta’atan yang akan sanggup melewati ini dan menjadi bidadari…


Dan ukhti…masihkah kau mau menjadi bidadari Allah di muka bumi?


Ukhti Sebutir Pasir


Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.Huud:112)


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Ya ikhwafillah...


Jika kita mengaku sebagai seorang muslim maka seharusnya kita mempunyai karakter yang menjadi ciri khas yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat).


Karakter ini merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam). Kesepuluh karakter itu adalah :

1 ) Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.


2 ) Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.


3 ) Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).


4 ) Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh Azza Wa jalla.


5 ) Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.


6 ) Qodirun 'alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.


7 ) Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.


8 ) Haritsun 'ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh Azza Wa Jalla.


9 ) Munazhom Fii Su'unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.


10 ) Naafi'un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.


Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita...Baarakallohu fiikum ..Amin ya Rabbul 'alamiin.




Setiap wanita itu di ciptakan sangai istimewa. Tapi sayangnya, banyak yang tidak bangga dengan identitasnya. Demi ikut jaman, mereka lepas identitas kemuslimahan mereka. Apa yang mereka dapat hanyalah kepuasan fisik tapi bukan kepuasan hati.
Banggalah menjadi muslimah…

Bukan hanya kecantikanmu lah yang membuatmu begitu anggun, namun kecantikan akhlaqmu saat kau tutup auratmu yang membuatmu sangat mempesona. Kau sembunyikan kecantikan auratmu di balik akhlaq hanya untuk orang yang halal untukmu.
Banggalah menjadi muslimah..

Bukan dari sejauh mana kau mampu menutupi auratmu, namun sejauh mana kau mampu mempertahankan penutup auratmu di balik setiap langkah syetan yang terus menusukmu untuk menghancurkan kehormatanmu.
Banggalah menjadi seorang muslimah..

Bukan dari pesona keanggunanmu lah kau begitu mempesona, namun dari akhlaq mu lah yang begitu mengagumkan. Kau mampu menja akhlaqmu di setiap waktu dan di setiap tempat, karna kau tahu, dengan akhlaqmu kau lebih indah dari seribu tangkai mawar.
Banggalah menjadi muslimah..

Bukan dari segala kebaikanmu lah kau begitu luar biasa, namun sejauh mana kau mampu mempertanggung jawabkan kebaikanmu dengan segenap keikhlasan. Kau mampu memberikan segenap kebaikan tanpa kau harap kebaikanmu di pandang , karna kau sadari hanya Allah lah yang mampu menilai kebaikanmu.
Banggalah menjadi muslimah..

Bukan dari lembutnya tutur katamu yang buatmu begitu indah, tapi dari setiap ketegasanmu mengatakan yang benar itu benar dan yang batil itu batil. Sungguh dengan keindahan tuturmu, kau bagaikan mutiara yang bercahaya.
Banggalah menjadi muslimah..

Bukan karna seberapa banyak laki-laki yang penasaran padamu, kau begitu tampak indah dengan kemisteriusanmu. Namun kau takut bila kau di jerat syetan untuk berkhalwat dengan laki-laki yang mengagumimu.
Banggalah menjadi muslimah..

Bukan dari ketakutanmu di goda oleh laki-laki yang mengagumimu, kau tampak tertunduk malu. Namun dari sebentuk takut bila ada laki-laki yang tergoda olehmu, kau pun malu untuk menengadahkan pandanganmu.
Banggalah menjadi muslimah..


Bukan dari seberapa banyak pujian yang datang menghampirimu, kau sunggingkan senyuman manismu. Namun dari sebuah senyuman termanis karna kau mampu meredakan kesombongan dalam dirimu.
Banggalah menjadi muslimah..

Karna Allah sangat memuliakanmu, lantas menggapa kau sembunyikan identitas kemuslimahanmu hanya karna kau takut di bilang tak mengikuti jaman ??

Katakanlah wahai Muslimah..
“Aku Bangga Menjadi Muslimah “

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Foto saya
Ketika huruf bisa tersusun menjadi kata, ketika kata dapat tertautkan menjadi kalimat, dan ketika kalimat berhasil terangkai menjadi tulisan yang inspiratif. Ketika itulah akan terasakan suatu kebahagiaan yang luar biasa.. MAWAR itu MERAH karena BERANI, MAWAR itu BERDURI untuk melindungi dirinya... Jadilah MAWAR KEHIDUPAN!!!

Search This Blog

Ahlan wa Sahlan to My ZOne


Click here for Myspace Layouts

About this blog

Lewat hentakan jari jemari ini, sebuah tulisan kan mengalir Indah,yang akan mampu memberikan setitik pencerahan untuk umat




MUHASABAH

ISLAM akan segera MENANG tanpa menunggu siapapun, tetapi ALLAH akan memilih diantara HambaNYA yang memiliki kemauan untuk menolong agamaNYA.



Apakah "Kita" termasuk didalam orang orang yang terpilih tersebut??



Keep FighT!!




"Pengingat waKtu"

CuAp2..TinggaLkan PeSan

Bijak

BENDERA UMAT ISLAM

HAK CIPTA HANYA MILIK ALLAH. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

aLL about "diNie"

Foto saya
Ketika huruf bisa tersusun menjadi kata, ketika kata dapat tertautkan menjadi kalimat, dan ketika kalimat berhasil terangkai menjadi tulisan yang inspiratif. Ketika itulah akan terasakan suatu kebahagiaan yang luar biasa.. MAWAR itu MERAH karena BERANI, MAWAR itu BERDURI untuk melindungi dirinya... Jadilah MAWAR KEHIDUPAN!!!