Tiga potensi yang paling mendasar yang telah Allah berikan kepada kita hendaknya
dapat kita manfaat dengan baik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan
potensi dasar tersebut. Tubuh kita, akal kita, dan ruh kita hendaknya kita pelihara,
kita jaga, kita penuhi kebutuhannya.Bagaimana ketiga potensi tersebut bisa
dimanfaatkan untuk mencari kekayaan:

1. Bagaimana hasil usaha dari jasmani kita dalam mencari kekayaan
Firman Allah :
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS.At Taubah : 105)
“ Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk : 15)
Rasulullah bersabda :
“ Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan
semua jual-beli itu baik.” (HR. Ahmad, Baihaqi dll)
Tidak ada satupun makanan yang lebih baik daripada yang dimakan dari hasil keringat
sendiri.” (HR. Bukhari).
Berapa sih kemampuan fisik kita dalam mengumpulkan harta? Bila kita hanya
mengandalkan kemampuan fisik kita maka rezeki yang didapatkan akan sangat
terbatas. Kita sudah berusaha mengeluarkan dan mengerahkan kekuatan
tubuh kita, hasilnya hanya dihargai beberapa rupiah. Berapa seorang kuli
dibayar dari hasil tenaganya?

2. Bagaimana hasil usaha dari akal kita dalam mencari kekayaan
Allah berfirman,
“tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya (keahliannya) masing-masing.
Maka Tuhanmu lebih mngetahui siapa yang lebih benar (profesional) jalannya.” (QS.
Al-Isra’ : 84).
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar : 9).
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS. al- Isra: 36).
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari pada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasan Allah) bagi kaum yang berfikir (QS Al Jatsiyyah : 13)
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehinga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri………” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Rasulullah bersada:
"Apabila suatu urusan diserahkan kepada
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran." (Hadist Bukhari).
“Sesungguhnya Allah itu mencintai hamba-Nya yang apabila bekerja, ia
menyempurnakan pekerjaannya. [HR Thabrani].
Orang yang memiliki keahlian dia akan dibayar lebih tinggi daripada orang yang
tidak memiliki skill (hanya mengandalkan kekuatan tubuh). Kemampuan akal
memegang peranan yang penting dalam mencari kekayaan. Pekerjaan yang
dilakukan bukan hanya sekadar bekerja keras dengan kemampuan fisik, akan tetapi
bagaimana bekerja secara cerdas menggunakan akal.

3. Bagaimana hasil usaha dari ruhiyah kita dalam mencari kekayaan
“ Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu
beruntung.” (QS. Al-Jum’ah : 10)
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar
baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath-
Thalaq: 2-3).
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A'raaf : 96)
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui." (QS. Al Baqarah : 261)
Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
Berkata Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. telah bersabda: Sesungguhnya
Allah s.w.t. telah berfirman:
“ Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku mengisytiharkan perang terhadapnya. Dan tiada seseorang hambaKu yang bertaqarrub kepadaKu dengan sesuatu yang lebih kucintai
daripada ia menunaikan segala yang Kufardhukan ke atas dirinya. Dan hendaklah hambaku bertaqarrub kepadaKu dengan Nawafil, sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku mencintainya, nescaya jadilah Aku (seolah-olah) pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan pemandangannya yang ia memandang dengannya, dan tangannya
yang ia bertindak dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya. Dan andaikata
ia memohonKu pasti akan Kuberinya, dan andaikata ia berlindung kepadaKu pasti
akan Kulindunginya”.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan ruhiyah pun tidak bisa diabaikan begitu
saja. Allah SWT yang telah menentukan apakah kita akan mendapat rezeki atau tidak. Betapapun kita mengerahkan semua potensi kekuatan fisik kita dan berbagai strategi diterapkan, bila Allah belum menghendaki maka rezeki yang ada di hadapan kita belum tentu menjadi miliki
kita.
Rezeki kita sesungguhnya adalah apa yang telah kita infakkan di jalan Allah. Apa yang
ada saat ini belum tentu menjadi milik kita sepenuhnya. Bisa jadi ada yang mencuri
harta kita, terjadi musibah kebakaran, bencana alam dan lain-lain yang akan
menghilangkan dalam sekejap apa yang telah kita raih.
Saudarkau,
Kita harus sadar, berbagai upaya yang kita lakukan dari potensi-potensi tersebut
harus benar-benar sesuai dengan aturan Allah. Bila tidak maka bukanlah kebahagian
yang akan kita raih, tapi akan mengalami kesengsaraan abadi karena menikmati
kesenangan yang semu.